Friday, September 19, 2014

Sastra Lama

Sastra Lama

Mursal Esten (1978 : 9) Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
Sastra dibagi menjadi 2 yaitu Prosa dan Puisi, Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat sedangkan Puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu. Contoh karya Sastra Puisi yaitu Puisi, Pantun,  dan Syair sedangkan contoh karya sastra Prosa yaitu Novel, Cerita/Cerpen, dan Drama.

Cakupan Sastra lama meliputi: puisi lama (mantra, pantun, syair, gurindam, seloka,bidal atau peribahasa,talibun,karmina), prosa lama (mithe, legenda, fable, sage, parable/dongeng jenaka, hikayat, cerita berbingkai, tambo/sejarah, epos,cerita pelipur lara, dsb).

Sastra lama memiliki banyak relevansi dengan kehidupan kita masa kini.Sastra lama merupakan kekayaan kebudaya bangsa. Sastra lama penuh akan nasihat-nasihat dan contoh-contoh tentang kebaikan budi.  Contoh dari sastra lama yang mengandung kebaikan adalah hikayat para nabi (Nabi Nuh, Adam,dsb), pantun nasihat, peribahasa, fabel, dan masih banyak yang lainnya yang pada masa itu ikut membentuk kepribadian dan karakter para pembaca. Sastra lama juga dapat berperan dan ikut berkontribusi dalam Ilmu Sastra dan Ilmu Bahasa kita.

Karya sastra lama syarat akan pendidikan karakter sebagai contohnya adalah Bidal:
Ilmu yang tiada diamalkan seperti pohon tiada berbuah.
Pesan bidal diatas adalah supaya setiap orang mau mengamalkan dan mengembangkan ilmu sehingga dapat berguna bagi diri sendiri maupun orang lain.
Contoh yang lainnya:

“HIKAYAT PATANI”
Alkisah terdapat suatu kerajaan yang di kuasai oleh raja Paya Tu Kerub Mahajana.Setelah raja tersebut meninggal, ia dikantikan anaknya, yaitu Paya Tu Naqpa. Paya Tu Naqpa adalah seseorang raja yang suka berburu. Suatu hari ia mendengar berita bahwa daerah tepi laut mempunyai banyak binatang untuk diburu. Lalu Paya tu Naqpa pun pergi kedaerah sana dengan beberapa hulubalangnya untuk berburu. Namun, tak ada satupun bnatang yang nampak oleh rombongan raja tersebut.
Kemudian dua jam lamanya,anjing rombongan tersebut menggonggong, lalu raja bertanya tanya apa yang di gonggong oleh anjing itu. Ternyata adalah rusa putih yang gilang gemilang warnanya. Tetapi rusa itu berlari kesuatu arah dan hilanglah rusa tersebut. Rombongan raja pun berusaha mengejar tetapi tak ada rusa yang dicari, namun raja bertemu dengan sebuah rumah sepasang suami istri. Lalu si lelaki tersebut menceritakan asal muasal tempat yang ada rusa putihnya tersebut. Setelah mendengar cerita si lelaki, raja pun tertarik untuk memindahkan negrinya kesana, selama dua bulan, selesailah negeri tersebut, dan dinamakan, Patani Darussalam. Yang berarti negeri yang sejahtera. Beberapa tahun lamanya Paya Tu Naqpa bertahta, datang lah suatu penyakit berat yang menyerangnya. Tak ada satu tabib pun yang dapat mengobatinya. Lalu raja pun mengeluarkan pengumuman melalui anak buahnya, yaitu siapa yang bisa mengobati penyakit raja , maka iaakan diambil sebagai menantu. Tak lama kemudian, datanglah Syekh Sa’id untuk menyembuhkan raja, tetapi dengan syarat raja akan menganut agama Islam jika raja sembuh.Lalu raja pun menerima perjanjian tersebut. Tujuh hari lamanya raja di obati, maka penyakit rajapun hilang, tetapi ia melanggar janji nya kepada Syekh Sa’id, raja enggan memeluk agama Islam. Setelah dua tahun lamanya, ternyata penyakit raja datang lagi, lalu raja meminta Syekh Sa’id untuk mengobatinya,dan raja berkata akan sungguh sungguh melaksanakan janji nya, lalu dengan kemuliaan hati Syekh Sa’id mengobati raja tersebut. Setelah dua bulan, sembuhlahpenyakit raja tersebut. Tetapi lagi lagi raja melanggar janjinya itu. Setahun sesudah itu, raja didatangi sakit itu lagi, bahkan lebih parah, raja pun memanggil Syekh Sa’id untuk mengobatinya, tetapi Syekh Sa’id ingin benar-benar raja menepati janjinnya itu, jikalau tidak,raja tidak akan diobati lagi oleh Syekh Sa’id tersebut. Setelah dua puluh hari lamanya, makasembuhlah penyakit raja tersebut.Lalu kemudian , raja pun memanggil Syekh Sa’id untuk mengajarkan untuk masuk Islam.Lalu raja diajarkan membaca kalimat syahadat, lalu Syekh Sa’id mengganti nama raja dengansultan Ismail Syah Zilullah FiI’alam. Lalu ketiga anaknya pun berganti nama pula agar makin terasa sempurna ke Islamannya. Kemudian raja menghadiahi Syekh Sa’id dengan harta yang banyak, namun Syekh Sa’id tak mau dan meminta untuk pulang ke negri pasai nya.
            Pesan yang ingin disampaikan adalah agar kita menepati janji, jangan seperti raja yang harus sakit berulang kali terlebih dahulu. Pesan kedua adalah menolong tanpa pamrih seperti yang dilakukan Syekh Sa’id.
            Zaman sekarang ini sastra lama mulai perlahan menghilang. Hal itu merupakan kerugian besar karena sastra lamu merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa yang memiliki nilai-nilai pendidikan yang tinggi. Kita sebagai warga negara Indonesia, sebagai ahli waris kebudayaan Indonesia harus melestarikan sastra lama agar tidak ditinggalkan. Cara yang dapat kita gunakan adalah dengan bercerita kepada anak-anak kita kelak, mengadakan lomba/kompetensi sastra lama, menceritakannya kepada anak didik dan masih banyak cara lain seperti menulis pada blog-blog online sehingga dapat dibaca kalangan luas.
Previous Post
Next Post

0 comments: