Sunday, October 19, 2014

Kritik dengan Sosiologi Sastra

Kritik dengan Sosiologi Sastra

BULAN HERMENEUTIK

NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU (RTDW)

TERE-LIYE

1.      LINGKARAN HERMENEUTIK

Entah apa yang menjadi dasar pemikiran Tere Liye ketika membuat judul Rembulan Tenggelam di Wajahmu karena sama seperti bentuk bulan yang melingkar, cerita yang dibangun oleh Tere Liye juga berputar-putar. Setiap fakta atau gagasan individu tokoh akan mempunyai arti hanya jika ditempatkan dalam keseluruhan potongan peristiwa yang disediakan. Sebaliknya, keseluruhan cerita menjadi sangat menarik untuk dipahami dengan bagian bagian parsial yang ditambahkan dalam bangunan cerita.
Karena keseluruhan tidak dapat dipahami tanpa bagian dan bagian tidak dapat dimengerti tanpa keseluruhan. Kebijaksanaan pengarang terlihat melalui cerita yang berputar. Ketika kejadian satu berkaitan erat dengan kejadian yang lain membentuk suatu amanat baru. Sang penulis berusaha mengajarkan kebijaksanaan dunia dalam jalan kehidupan dan takdir tokoh Rey yang disampaikan kepada pembaca oleh tokoh lelaki berwajah menyenangkan.
Di dalam novel ini, pengarang memberikan cerita mengenai hidup Rey dan permasalahan sosial yang dihadapinya. Penulis membingkai setiap kasusnya kedalam siklus yang berputar. Setiap permasalahan pasti ada solusinya begitulah yang ingin disampaikan penulis. Ia menyampaikan solusinya pada potongan-potongan di akhir cerita dan potongan tersebut mampu membuat pembaca lebih memahami jalan cerita.
Dalam dunia nyata, manusia sering melihat suatu permasalahan hanya dari sudut pandang subjektif dan sempit sehingga ia kurang mampu mengetahui kebijaksanaan yang terdapat di dalamnya. Sering kita melihat berita di media massa mengenai suatu problem sosial misalnya pencurian, pembunuhan, perjudian, kekerasan dalam rumah tangga, tawuran, penipuan, perampokan, dsb. Tindakan apa yang kita lakukan setelah mengetahui hal tersebut? Prihatin? Mengutuk Pelaku? Diam saja?
Pernahkah anda membaca berita tentang nenek pencuri singkong? Berita ini sempat menjadi trendingtopik dikalangan pengguna dunia maya. Bukan karena pelakunya adalah nenek-nenek atau karena barang yang dicurinya adalah sebuah singkong, namun karena keputusan hakim yang sangat bijaksana. Hakim tersebut mampu melihat persoalan sebenarnya, alasan kenapa sang nenek sampai melakukan hal itu. Nenek tersebut mencuri singkong demi memberi makan cucu-cucunya. Keputusan yang dibuat hakim pun bijaksana. Ia mendenda nenek tersebut sebesar 1 juta atau penjara 2,5 tahun. Namun setelah mengetok palu ia melepas topi toganya dan memasukan uang sebesar 1 juta. Kemudian ia juga mendenda setiap orang yang hadir di persidangan sebesar 50 ribu karena hidup dan tinggal di kota ini namun masih membiarkan seorang nenek kelaparan. Uang terkumpul 3,5 juta termasuk uang 50 ribu dari manager PT yang telah menuntutnya.
Apa alasannya nenek itu mencuri? Apa yang akan terjadi apabila ia dipenjara? Bagaimana nasib cucu-cucunya? Setiap peristiwa selalu berhubungan satu dengan yang lainnya.
Apabila kita bandingkan permasalahan sosial yang terdapat dalam novel RTDW misalnya kasus pencurian yang dilakukan tokoh Rey dengan kasus diatas, maka persamaanya yaitu karena kemiskinan. Ya, kemiskinan merupakan salah satu masalah klasik yang dihadapi negeri ini. Benarkah hanya kemiskinan? Beribu alasan yang melandasi kasus pencurian di dunia nyata. Ada pula yang sudah menjadikan pencurian sebagai pekerjaanya. Disinilah pentingnya kebijaksanaan menyikapi sebuah tragedi.
Masih banyak cerminan masalah sosial masyarakat kita dengan yang permasalahan sosial novel RTDW ini. Hal terpenting yang harus diperhatikan pembaca adalah setiap kasus itu berantai atau selalu berhubungan dengan hal lain yang belum diketahuinya. Tindakan yang dilakukan A terhadap B membawa pengaruh terhadap kehidupan B entah baik/buruk. Kelebihan pengarang dalam menghadapi reaksi berantai ini adalah pengarang mampu memutuskan titik ketika suatu perbuatan yang dinilai buruk ternyata berguna bagi orang lain. Seperti singkong yang dicuri sang nenek untuk cucu-cucunya. Diharapkan pembaca setelah membaca novel ini mampu meyikapi setiap perbuatan yang akan dilakukan, sedang dilakukan, dilakukan orang disekitarnya, dan yang sudah dilakukannya.






Previous Post
Next Post

0 comments: