Tuesday, June 2, 2015

Sinopsis Novel Jalan Bandungan

Jalan Bandungan

Pengarang  : Nh. Dini
Penerbit      : Djambatan
Tahun          : 1989

Sebagai anak tertua, Muryati selalu menuruti permintaan orang tuannya. Hal itu dikarenakan ia hidup di dalam lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika. Ketika ayahnya memberitahu bahwa Widodo anak buahnya melamarnnya, Muryati langsung menerima lamaran itu, meskipun dengan syarat bahwa ia harus mengenal lebih dekat calon suaminnya itu.
Setelah pertunangan dilakukan, keduannya saling menjajaki untuk mengenal pribadi masing-masing. Karena ada perbedaan pandangan antara Widodo dan Muryati, gadis itu sempat ingin memutuskan pertunangannya. Bagi Munarti, Widodo adalah orang yang mempunyai pandangan sempit dalam menilai arti sebuah keluarga. Selain itu, Muryati juga merasa aneh karena Widodo tidak pernah sekalipun memperkenaslkan mereka kepada keluargannya. Widodo sering beralasa yang tidak jelas apabila ditanya mengenai keluarga.
Meskipun melalui masa-masa yang sulit, ternyata mereka berdua akhirnya menikah juga. Dalam kehidupan pernikahan, Muryati semakin mengetahui tabiat sang suami yang sebenarnya. Widodo bukanlah tipe suami yang baik. Ia kasar, tidak bertanggung jawab. Hal ini mulai dirasakan Muryati setelah mempunyai anak. Widodo belakangan ini tidak pulang ke rumah.
Beberapa waktu kemudian, Muryati mengetahui sebab suaminya tak pulang. Hal itu karena ia ditahan pihak berwajib karena terlibat anggota partai komunis. Kabar itu tentu saja sangat mengejutkan hati Muryati. Dengan tiga anak peninggalam Widodo, beban Muryati bertambah berat.
Untuk mengurangi beban pikirannya, Muryati kembali mengajar. Ketika pihak Kedutaan Belanda mengeluarkan beasiswa bagi guru yang ingin belajar di sana, Muryati ikut mendaftar. Hal itu sebagai salah satu cara Muryati keluar dari bayang-bayang suaminya.
Pulang dari tugas belajar, Muryati menikah dengan Handoko, adik Widodo, yang dikenalnya waktu ia belajar di Belanda.
Dibebaskannya para tahanan politik dari Pulau Buru membuat khawatir para istir yang dulu ditinggalkan, salah satunya Muryati. Meskipun kini ia resmi menjadi istri Handoko, kedatangan Widodo ke rumah Muryati di Jalan Bandungan membuat Muryati cemas. Dugaan Muryati terbukti. Pernikahan yang sudah dijalani Muryati selama tujuh tahun mulai terganggu oleh olah Widodo.

Untuk sementara Handoko dan Muryati berpisah karena Handoko harus bekerja di Eropa. Mereka berpisah tapi tidak cerai. Mereka sepakat bahwa kebersamaan mereka tidak aka mudah dilupakan.
Previous Post
Next Post

0 comments: