Tuesday, June 2, 2015

Sinopsis Novel Dijemput Mamaknya

Dijemput Mamaknya

Pengarang  : HAMKA
Penerbit      : Mega Bookstore
Tahun          : 1962 (Cetakan III)

Musa adalah pemuda perantauan. Ia sebenarnya terpaksa merantau. Setelah perkawinannya dengan Ramah dilangsungkan, kehidupannya justru semakin tidak baik. Mertuannya juga tidak menyukai Musa. Setiap hari selalu mengeluh tentang ketidakmampuan Musa mencukupi kebutuhan istrinya.  Karena itu ia memutuskan pergi merantau.
Untuk mencukupi kebutuhan di tanah perantauan, Musa berjualan kain kasur. Keuntungannya memang tidak banyak, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka berdua.
Beban Musa bertambah ketika anaknya lahir. Selain untuk biya kesehatan anak dan istrinya, ia juga harus mebiayai ongkos pulang mertuannya yang menunggui kelahiran cucunya.
Meskipun sering mendapat surat dari Mertuannya yang intinya menginginkan agar Musa dan keluarga pulang dan tinggal di tanah asalnya, Musa tetap tidak menanggapinya. Mereka lebih suka hidup di perantauan. Meski miskin mereka merasa merdeka. Tidak ada lagi omongan yang merendahkan.
Kabar tak enak datang dari orang-orang seperantauan musa yang pulang. Mereka menceritakan bahwa Musa selalu berselisih dan tidak segan-segan menempelengg istrinya. Anaknya juga tak luput dari omonga. Dikatakan bahwa anaknya kudisan karena tidak terurus. Akhirnya kemelaratan musa menjadi buah bibir kerabatnya. Maka dari itu kerabat di kampung sepakat menjemput Ramah, istri Musa dan anaknya.
Meskipun demikian, Ramah tetap bersikeras untuk tinggal, hal itu karena ia sangat mencintai suaminya. Namun kekerasan hati Ramah luluh karena Musa mengizinkan mamaknya untuk membawa Ramah serta anaknya pulang ke kampung halaman. Hal itu dilakukan Musa atas berbagai pertimbangan.
Dua minggu setelah kepulangan ramah, Musa mendapat surat dari istrinya yang mengabarkan ketidaknyamanan hidup di kampung halaman. Musa juga mendapat surat dari ibunya yang isinya kekecewaan dari kaum kerabatnya karena menjemput pulang Ramah.

Di kampung halaman, Ramah dipaksa untuk bercerai dengan Musa. Musa mengetahui hal itu dari seorang kerabat dari kampung yang bernama Samah. Ia sedih namun tidak dapat berbuat apa-apa. Begitulah kisah lelaki miskin yang benama Musa.
Previous Post
Next Post

0 comments: